Mentari
pagi bersinar hangat masuk merembes melalui jendelaku menerpa mainan-mainan
kaca menghiasi langit kamarku menimbulkan kilauan-kilauan cahaya indah yang
menyilaukan mataku, perlahan kusingkap selimut yang membaluti tubuhku, tanganku
bergerak mengambil jam pooh yang menghiasi meja, jarum jam telah menari-nari di
angka tujuh menunjukkan waktu saat itu, tiba-tiba terasa olehku sebuah getaran berasal
dari handphone E 63 kesayangan kulirik sedikit layar handphone itu, sebuah
pesan menyambutku dengan senyuman si empunya.
Pengirim :
“De plant memble”
Dikirim : 20-Juni-2011 07:05
Pagi
beib,,!!
Udah
bngun blum mahel syank..,??
Jgan
lupa sarapan ya,,, J
Ketemuan yuk beib, yank jemput y di
rumah,,,
Luv
and miss u,,
Aku tersenyum membaca
sebuah pesan dari Daman yang mewarnai pagiku, tanpa menunggu lama aku pun
segera menarikan jempolku di atas keypad handphone, membalas sapaan ringan pagi
darinya dan menjawab ajakannya itu. Selesai membalas pesan darinya, aku segera
turun dari ranjang dan bergegas melangkahkan kaki menuju kamar mandi tuk menyegarkan
bdanku kembali.
Sembari bersenandung
riang aku telah menyelesaikan mandiku, dengan terbalut sebuah baju kaos lengkap
bersama jaket serta celana jeans dan sebuah jilbab yang membalut kepalaku, aku
keluar menuju meja makan dan menghampiri kedua orangtuku yang tengah duduk
disana.
“Pagi Pa, pagi Ma”
Sapaku pada mereka.
“Pagi juga sayang” Ujar
Mama seraya memberikanku segelas air.
“Mau kemana pagi-pagi
udah rapi Ta?” Tanya Papaku keheranan.
“Mau pergi bentar Pa, ada
yang mau Ta cari dipasar”
“Dengan siapa?”
“Ada Daman, dengan Dila
Pa”
“Jangan lama-lama. Udah
ketemu yang kamu cari langsung pulang” Nasehat Mamaku.
“Iya Mama” Ujarku
singkat.
Aku kembali sibuk
dengan handphoneku, mengetik kata satu persatu sembari menunggu kedatangan
Daman yang akan menjemputku, terkadang pikiranku kembali terbayang ke beberapa
jam yang lalu, membayangkan kembali satu peristiwa yang sangat tak kusangka
sebelumnya. Tak berapa lama kemudian Daman pun datang, dengan cepat kuberdiri
dan pamitan dengan kedua orangtuaku.
Di depan pintu kupandangi
dirinya dari kejauhan, seuntai senyum tersirat di wajahku sambil melambaikan
tangan aku berjalan menuju dirinya yang masih duduk di atas motor beat merahnya
berpakaian seperti biasa tak ada yang berubah dari dirinya masih tetap memakai
jeans dan kaos berwarna hitam, agak canggung tuk kali ini bertemu dengannya.
“Hai” Sapa dia
“Hai juga, mau kemana?”
“Hm, gak teu.
Jalan-jalan aja mumpung masih di sini”
Sambil menaiki motor
kesayangannya aku mengerutkan keningku mendengar perkataan dia.
“Masih disini?
Maksudnya kamu jadi pindah ke Surabaya?”
Daman hanya tertawa
renyah dan melajukan motor kesayangan menerjang dinginnya pagi. Di perjalanan
kami tak banyak bicara, mungkin karena hal dinginnya cuaca pagi ini yang
mengunci mulut kami berdua, hingga akhirnya kami sampai di sebuah tempat yang
jarang ku kunjungi.
“Beib” Panggil dia tuk
pertama kali secara langsung padaku
“Iya yank, apa?”
“Yank mau pamitan pergi
ntar siang dengan bos ke Surabaya”
Dengan raut tampang
yang sedih aku berkata, “Jadi pindah kesana?”
Mendengar pertanyaanku
sekali lagi dia tertawa renyah padaku, di tatapnya kedua bola mataku
lekat-lekat seakan ingin ikut berbicara mengatakan sesuatu yang tak tahu apa
itu mewakili hatinya yang tak dapat kudengar.
“Gak jadi beib, cuma
ngemenin bos aja kesana belanja. Palingan seminggu, insya Allah tanggal 31 udah
pulang, gak usah takut ditinggalin ya karena yank tak akan ninggalin beib
kesepian dan sendirian, yank pasti selalu ada di sisi beib meskipun kita
jalinan benang merah tak ada lagi di antara kita, yank selalu ada kok nemanin
beib di hati beib, jadi jangan pasang tampang sedih gitu ya, yank janji akan
serius pacaran dengan beib”
“Iya yank, beib gak
pasang tampang sedih lagi” Ujarku menahan tangis mendengar kata-katanya.
“Beib, papa mama udah
tahu kita pacaran?”
“Belum, kenapa?”
“Gak ada, Bilang aja
deh ma mama atau papa beib, kalau mereka tahu kita pacaran kan enak jadinya gak
bohong kalau mau pergi berdua”
“Gak berani yank,
sumpah beib gak berani. Apa lagi dengan papa, gak deh”
“Hm, ya deh gak
apa-apa. Lain waktu aja, lagian kita pacaran juga belum nyampe sebulan” Ujar
Daman sembari tersenyum padaku.
“Yank, kenapa gak
sekolah lagi sih?” Tanyaku, kali ini aku ingin pembicaraan serius dengannya.
“Malas aja, kenapa
beib, kamu malu pacaran dengan cowok yang putus sekolah?”
“Gak yank, bukan karena
itu”
“Terus kenapa?”
“Ya, kamu kan tahu
sendiri yank, sekolah itu untuk masa depan kita, di mana-mana tuh pekerjaan
butuh ijazah untuk dapat kerja, sedangkan sekarang aja yang lulus SMA belum
tentu dapat, apalagi kamu yank yang gak tamat”
“Nah, sedangkan tamatan
SMA jarang dapat kerja, jadi apa gunanya yank sekolah beib? Mendingan langsung
cari kerja aja, jadi tukang angkut-angkut gitu, kan tubuh yank kuat” Ujarnya
masih setengah bercanda.
“Yank, beib serius nih.
Jangan bercanda aja”
“Iya deh kebbo sayang”
“Ih kok kebbo sih? Uh
dasar embek memble”
“Eh gak boleh niru-niru
ya kebbo mahel”
“Apa lagi tuh, udah ah
lagi serius nih”
“Hehehe, iya, mau
bicara serius apa lagi beib kebbo mahel”
“Ya, yank sekolah lagi
ya, please. Demi aku yank” Rayuku.
“Gak beib, tetap gak”
Ujar Daman keras kepala “Udah deh beib gak usah ngerayu yank, keluarga yank aja
gak bias nasehatin yank apa lagi kamu beib”
“Tapi kasih beib alasan
dulu”
“Gini ya beib, beib
milih mana. Yank sekolah terus main-main gak belajar tapi ngabisin uang ayah,
atau yank kerja jadi apa gitu asal jangan superhero aja nanti malah banyak fans
ceweknya, terus dapat bantuin ayah? Hayo, pilih mana?”
Aku berpikir sejenak
dan menimbang-nimbang keputusanku, “Hm, yang kedua dong yank”
“Nah, tuh udah terjawab
alasannya apa, jadi ngerti sekarang beib?”
Aku hanya mengangguk,
dan ,mengerti jalan pikirannya unttuk saat ini, dan entah untuk selanjutnya,
“Iya embek, ngerti’
Kini kami pun hanyut ke
dalam perasaan antar satu dengan yang lain, perasaan ingin memiliki dan ingin
selalu bersama meski belum begitu besar, dan kini aku pun mencoba tuk
membukakan pintu hatiku untuk dirinya si embek memble, cowok yang kukenal tak
berapa lama dan hadir ke dalam kehidupanku sekarang menemani tiap langkah
kehidupan yang kutiti menemani kesepianku dan mewarnai kembali hidupku dengan
cat dan kuas ajaib yang ia miliki.
“Semoga ini akan jadi
seperti ini dan selamanya begini ya Allah” Bisikku lirih berharap.
bersambuung,,,
memberi semangat dan manis... moga aja gitu terus manis selalu :)
BalasHapus