Minggu, 25 Desember 2011


            Mentari pagi bersinar hangat masuk merembes melalui jendelaku menerpa mainan-mainan kaca menghiasi langit kamarku menimbulkan kilauan-kilauan cahaya indah yang menyilaukan mataku, perlahan kusingkap selimut yang membaluti tubuhku, tanganku bergerak mengambil jam pooh yang menghiasi meja, jarum jam telah menari-nari di angka tujuh menunjukkan waktu saat itu, tiba-tiba terasa olehku sebuah getaran berasal dari handphone E 63 kesayangan kulirik sedikit layar handphone itu, sebuah pesan menyambutku dengan senyuman si empunya.

            Pengirim         : “De plant memble”
Dikirim           : 20-Juni-2011 07:05
Pagi beib,,!!
Udah bngun blum mahel syank..,??
Jgan lupa sarapan ya,,, J
Ketemuan yuk beib, yank jemput y di rumah,,,
Luv and miss u,,

Aku tersenyum membaca sebuah pesan dari Daman yang mewarnai pagiku, tanpa menunggu lama aku pun segera menarikan jempolku di atas keypad handphone, membalas sapaan ringan pagi darinya dan menjawab ajakannya itu. Selesai membalas pesan darinya, aku segera turun dari ranjang dan bergegas melangkahkan kaki menuju kamar mandi tuk menyegarkan bdanku kembali.
Sembari bersenandung riang aku telah menyelesaikan mandiku, dengan terbalut sebuah baju kaos lengkap bersama jaket serta celana jeans dan sebuah jilbab yang membalut kepalaku, aku keluar menuju meja makan dan menghampiri kedua orangtuku yang tengah duduk disana.
“Pagi Pa, pagi Ma” Sapaku pada mereka.
“Pagi juga sayang” Ujar Mama seraya memberikanku segelas air.
“Mau kemana pagi-pagi udah rapi Ta?” Tanya Papaku keheranan.
“Mau pergi bentar Pa, ada yang mau Ta cari dipasar”
“Dengan siapa?”
“Ada Daman, dengan Dila Pa”
“Jangan lama-lama. Udah ketemu yang kamu cari langsung pulang” Nasehat Mamaku.
“Iya Mama” Ujarku singkat.
Aku kembali sibuk dengan handphoneku, mengetik kata satu persatu sembari menunggu kedatangan Daman yang akan menjemputku, terkadang pikiranku kembali terbayang ke beberapa jam yang lalu, membayangkan kembali satu peristiwa yang sangat tak kusangka sebelumnya. Tak berapa lama kemudian Daman pun datang, dengan cepat kuberdiri dan pamitan dengan kedua orangtuaku.
Di depan pintu kupandangi dirinya dari kejauhan, seuntai senyum tersirat di wajahku sambil melambaikan tangan aku berjalan menuju dirinya yang masih duduk di atas motor beat merahnya berpakaian seperti biasa tak ada yang berubah dari dirinya masih tetap memakai jeans dan kaos berwarna hitam, agak canggung tuk kali ini bertemu dengannya.
“Hai” Sapa dia
“Hai juga, mau kemana?”
“Hm, gak teu. Jalan-jalan aja mumpung masih di sini”
Sambil menaiki motor kesayangannya aku mengerutkan keningku mendengar perkataan dia.
“Masih disini? Maksudnya kamu jadi pindah ke Surabaya?”
Daman hanya tertawa renyah dan melajukan motor kesayangan menerjang dinginnya pagi. Di perjalanan kami tak banyak bicara, mungkin karena hal dinginnya cuaca pagi ini yang mengunci mulut kami berdua, hingga akhirnya kami sampai di sebuah tempat yang jarang ku kunjungi.
“Beib” Panggil dia tuk pertama kali secara langsung padaku
“Iya yank, apa?”
“Yank mau pamitan pergi ntar siang dengan bos ke Surabaya”
Dengan raut tampang yang sedih aku berkata, “Jadi pindah kesana?”
Mendengar pertanyaanku sekali lagi dia tertawa renyah padaku, di tatapnya kedua bola mataku lekat-lekat seakan ingin ikut berbicara mengatakan sesuatu yang tak tahu apa itu mewakili hatinya yang tak dapat kudengar.
“Gak jadi beib, cuma ngemenin bos aja kesana belanja. Palingan seminggu, insya Allah tanggal 31 udah pulang, gak usah takut ditinggalin ya karena yank tak akan ninggalin beib kesepian dan sendirian, yank pasti selalu ada di sisi beib meskipun kita jalinan benang merah tak ada lagi di antara kita, yank selalu ada kok nemanin beib di hati beib, jadi jangan pasang tampang sedih gitu ya, yank janji akan serius pacaran dengan beib”
“Iya yank, beib gak pasang tampang sedih lagi” Ujarku menahan tangis mendengar kata-katanya.
“Beib, papa mama udah tahu kita pacaran?”
“Belum, kenapa?”
“Gak ada, Bilang aja deh ma mama atau papa beib, kalau mereka tahu kita pacaran kan enak jadinya gak bohong kalau mau pergi berdua”
“Gak berani yank, sumpah beib gak berani. Apa lagi dengan papa, gak deh”
“Hm, ya deh gak apa-apa. Lain waktu aja, lagian kita pacaran juga belum nyampe sebulan” Ujar Daman sembari tersenyum padaku.
“Yank, kenapa gak sekolah lagi sih?” Tanyaku, kali ini aku ingin pembicaraan serius dengannya.
“Malas aja, kenapa beib, kamu malu pacaran dengan cowok yang putus sekolah?”
“Gak yank, bukan karena itu”
“Terus kenapa?”
“Ya, kamu kan tahu sendiri yank, sekolah itu untuk masa depan kita, di mana-mana tuh pekerjaan butuh ijazah untuk dapat kerja, sedangkan sekarang aja yang lulus SMA belum tentu dapat, apalagi kamu yank yang gak tamat”
“Nah, sedangkan tamatan SMA jarang dapat kerja, jadi apa gunanya yank sekolah beib? Mendingan langsung cari kerja aja, jadi tukang angkut-angkut gitu, kan tubuh yank kuat” Ujarnya masih setengah bercanda.
“Yank, beib serius nih. Jangan bercanda aja”
“Iya deh kebbo sayang”
“Ih kok kebbo sih? Uh dasar embek memble”
“Eh gak boleh niru-niru ya kebbo mahel”
“Apa lagi tuh, udah ah lagi serius nih”
“Hehehe, iya, mau bicara serius apa lagi beib kebbo mahel”
“Ya, yank sekolah lagi ya, please. Demi aku yank” Rayuku.
“Gak beib, tetap gak” Ujar Daman keras kepala “Udah deh beib gak usah ngerayu yank, keluarga yank aja gak bias nasehatin yank apa lagi kamu beib”
“Tapi kasih beib alasan dulu”
“Gini ya beib, beib milih mana. Yank sekolah terus main-main gak belajar tapi ngabisin uang ayah, atau yank kerja jadi apa gitu asal jangan superhero aja nanti malah banyak fans ceweknya, terus dapat bantuin ayah? Hayo, pilih mana?”
Aku berpikir sejenak dan menimbang-nimbang keputusanku, “Hm, yang kedua dong yank”
“Nah, tuh udah terjawab alasannya apa, jadi ngerti sekarang beib?”
Aku hanya mengangguk, dan ,mengerti jalan pikirannya unttuk saat ini, dan entah untuk selanjutnya,
“Iya embek, ngerti’
Kini kami pun hanyut ke dalam perasaan antar satu dengan yang lain, perasaan ingin memiliki dan ingin selalu bersama meski belum begitu besar, dan kini aku pun mencoba tuk membukakan pintu hatiku untuk dirinya si embek memble, cowok yang kukenal tak berapa lama dan hadir ke dalam kehidupanku sekarang menemani tiap langkah kehidupan yang kutiti menemani kesepianku dan mewarnai kembali hidupku dengan cat dan kuas ajaib yang ia miliki.
“Semoga ini akan jadi seperti ini dan selamanya begini ya Allah” Bisikku lirih berharap.

bersambuung,,,

1 komentar:

  1. memberi semangat dan manis... moga aja gitu terus manis selalu :)

    BalasHapus